Pages

Blogger templates

Selasa, 26 Januari 2016

Butterfly Effect


Apa itu butterfly effect? Ya mungkin seperti itu pertanyaan ketika kita pertama kali mendengar dua kata asing tersebut. Apabila kalian pernah membaca buku Anak- Anak Revolusi karya Budiman Sudjatmiko, kalian mungkin akan mengerti artinya kata tersebut. Butterfly effect adalah sebuah perumpamaan yang diciptakan Edward Norton Lorenz (pelopor teori chaos) yang artinya “kepak sayap kupu- kupu dan badai”. Makna dari perumpamaan tersebut adalah kepak sayap kupu- kupu di satu titik di dunia bisa menghasilkan badai di bagian dunia yang lain.
Butterfly effect seakan menggambarkan keadaan Indonesia saat ini terkait dengan adanya kenaikan nilai dollar. Dimana satu titik tersebut dapat menyebabkan dampak yang cukup berarti bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Mengapa demikian, karena jika dipikir dengan logika, sebagian besar barang di Indonesia impor dari luar negeri, otomatis harga barang naik apabila nilai dollar juga naik. Harga kebutuhan masyarakat melambung tinggi sedangkan pendapatan masyarakat tetap, menyebabkan daya beli masyarakat rendah. Pedagang juga menjadi kewalahan dan mengurangi stok barang jual, semuanya menjadi berhemat. Hal ini mengakibatkan perputaran uang menjadi lambat dan tidak ada pertumbuhan ekonomi, artinya tidak ada perbaikan taraf hidup.
Keadaan tersebut dapat juga berdampak keadaan yang paling buruk yaitu krisis moneter seperti pada tahun 1998, dimana masyarakat Indonesia berada dalam kemiskinan dan minim kesejahteraan. Banyak perusahaan melakukan PHK besar- besaran, menambah jumlah pengangguran, harga kebutuhan naik, hutang luar negeri melonjak, harga BBM naik, dan masih banyak lagi dampak mengerikan lainnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu solusinya adalah kita harus menjadi bangsa yang produktif bukan bangsa yang konsumtif. Pada era globalisasi seperti sekarang ini gaya hidup masyarakat Indonesia cenderung hedonis, dimana masyarakat lebih banyak mengejar kesenangan dan kepuasan sehingga menjadi masyarakat yang konsumtif. Lebih cinta produk impor daripada produk lokal. Sehingga ketika nilai rupiah turun masyarakat kebingungan karena harga barang impor naik. Padahal seharusnya dengan adanya kenaikan nilai dollar seperti ini bisa menjadi peluang bagi masyarakat yang produktif untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi.
Indonesia termasuk negara yang beruntung dibandingkan negara lain karena Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang begitu melimpah (emas, gas alam, hasil laut, berbagai barang tambang, perkebunan, dsb) tidak bisa disebutkan satu per satu karena begitu banyaknya. Bahkan Indonesia memiliki bonus demografi. Namun mengapa Indonesia masih menjadi negara berkembang sampai saat ini? dan mengapa kemiskinan masih menjadi masalah di negara ini? Hal tersebut dikarenakan sumber daya manusianya minim akan pengetahuan, minim akan kesadaran. Negara ini hanya diperbudak oleh negara lain, kenapa saya katakan demikian, itu karena sampai saat ini kita belum mampu mengolah sendiri hasil kekayaan negara ini. Kita hanya mampu bekerja di perusahaan milik negara asing yang memanfaatkan hasil kekayaan milik kita. Miris memang melihat itu semua, untuk itu kita mahasiswa sebagai agent of change dan iron stock, marilah kita menjadi penerus generasi bangsa yang mampu membawa perubahan positif bagi negara ini.
Buktikan bahwa kita mahasiswa sebagai manusia terdidik mampu merubah negara ini menjadi negara super power, tidak lagi menjadi budak di negara sendiri. Jadilah generasi penerus yang bermanfaat bagi bangsa dan negaranya. Generasi penerus yang produktif bukan konsumtif sehingga mampu mengatasi masalah perekonomian yang melanda negara ini. Mampu mengendalikan situasi, ketika nilai dollar naik jadikan itu sebagai peluang bagi kita untuk memperoleh keuntungan. Mengurangi pemakaian produk luar negeri dan cintai produk dalam negeri.
Jadikan perumpaan butterfly effect menjadi kepakan dari satu titik di salah satu bagian dunia yang mampu menimbulkan efek positif di bagian dunia yang lain. Keep fighting guys..!!

Sabtu, 09 November 2013

Sikap Guru Terhadap Anak Tunalaras



                Dalam bab ini dimaksudkan untuk member gambar tentang bagaimana sikap guru terhadap anak tunalaras, dan bagaimana guru harus bersikap dalam menghadapi problema yang ada pada anak tunalaras.
            Banyak guru yang menghadapi problem perilaku ketunalarasan ini dengan memarahi, mencaci, member hukuman, mengeluh, dan kadang guru cenderung member hukuman badan. Tidak jarang juga guru memberi reward terhadap tingkah laku yang baik.

Sikap Orang Tua Terhadap Anak Tunalaras



          

 
           Hubungan orang tua dengan anak merupakan dasar penting dalam perkembangan seorang anak. Kesulitan menyesuaikan diri timbul karena kurangnya mal-adjustment keluarga. Salah satu sebab yang mempengaruhi mal-adjustment anak adalah perselisihan antara kedua orang tuanya. Oleh karena itu bila anak tetap tinggal di rumah, maka usaha-usaha yang perlu dilakukan adalah mengatasi masalah dalam keluarga. Bila tidak perbaikan perilaku anak tidak akan dicapai sepenuhnya.

Minggu, 03 November 2013

Dampak Ketunalarasan Bagi Individu Dan Lingkungannya


               
         Kelainan tingkah laku yang dialami anak tunalaras mempunyai dampak negative baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan sosialnya. Perasaan tidak berguna bagi orang lain, perasaan rendah diri, tidak percaya diri, perasaan bersalah, menyebabkan mereka merasakan adanya jarak dengan lingkungannya. Salah satu dampak serius yang mereka alami adalah tekanan batin berkepanjangan sehingga menimbulkan perasaan yang merusak diri mereka sendiri. Bila mereka kurang mendapat perhatian dan penanganan segera, maka mereka akan semakin terperosok dan jarak yang memisahkan mereka dari lingkungan sosialnya akan semakin bertambah lebar.

Perkembangan Kognitif Anak Tunalaras


            Anak tuna laras memiliki kecerdasan yang tidak berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Prestasi yang rendah di sekolah disebabkan mereka kehilangan minat dan konsentrasi belajar karena masalah gangguan emosi yang mereka alami. Kegagalan mereka dalam belajar di sekolah seringkali menimbulkan anggapan bahwa mereka berintelegensi rendah. Memang anggapan itu tidak sepenuhnya salah karena di antara anak tunalaras juga ada yang mengalami keterbelakangan mental dan kelemahan dalam kecerdasan, hal ini justru yang menimbulkan gangguan tingkah laku. Masalah yang dihadapi anak dengan anak inteligensi rendah di sekolah ketidakmampuan anak untuk menyamai teman-temannya.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Faktor Penyebab Tuna Laras

Ada beberapa faktor penyebab tunalaras. Daniel P. Hallahan, dkk (2009: 270), menuliskan “the causes of emotional or behavioral disorders have been attributed to four major factors: biological disorders and diseases; pathological family relationship; undesirable experiences at school; and negative cultural influences.” Dari keterangan Daniel P. Hallahan, dkk tersebut terdapat empat faktor utama yang menjadi penyebab ketunalarasan yaitu faktor biologis, patologis hubungan keluarga, pengalaman tidak menyenangkan di sekolah, dan pengaruh lingkungan ata budaya yang negatif atau buruk.
Berikut ini penjelasan dari keempat faktor-faktor yang menjadi penyebab ketunalarasan tersebut:

Pencegahan Gangguan Emosi (Tuna Laras)


            Jika penyebab gangguan emosi yang spesifik bisa dengan jelas dikenali, maka upaya pencegahan akan dapat segera dilakukan. Namun menurut para ahli, lebih banyak kesalahannya dibandingkan dengan ketepatannya di dalam memprediksikan faktor-faktor penyebab gangguan emosi pada anak-anak. Usaha pencegahan terbatas pada usaha mengendalikan elemen-elemen yang diperkirakan akan meningkatkan resiko pada anak-anak untuk menjadi terganggu.