Anak tuna laras memiliki kecerdasan yang tidak berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Prestasi yang rendah di
sekolah disebabkan mereka kehilangan minat dan konsentrasi belajar karena masalah gangguan emosi yang mereka alami. Kegagalan mereka dalam belajar di sekolah seringkali menimbulkan anggapan bahwa mereka berintelegensi rendah. Memang anggapan itu tidak sepenuhnya salah karena di antara anak tunalaras juga ada yang mengalami keterbelakangan mental
dan kelemahan dalam kecerdasan, hal ini justru yang menimbulkan gangguan tingkah laku. Masalah yang dihadapi anak dengan anak inteligensi rendah di sekolah ketidakmampuan anak untuk menyamai teman-temannya.
Pada dasarnya anak tidak ingin berbeda dengan kelompoknya terutama yang berkaitan dengan prestasi belajar. Menurut Ny. Singgih Gunarsa (1982) mengemukakan bahwa kecemasan dirinya berbeda dengan kelompoknya menimbulkan kesulitan pada anak dengan cara penyelesaian yang sering tidak sesuai dengan cara penyelesaian yang wajar.
Pada dasarnya anak tidak ingin berbeda dengan kelompoknya terutama yang berkaitan dengan prestasi belajar. Menurut Ny. Singgih Gunarsa (1982) mengemukakan bahwa kecemasan dirinya berbeda dengan kelompoknya menimbulkan kesulitan pada anak dengan cara penyelesaian yang sering tidak sesuai dengan cara penyelesaian yang wajar.
Ketidakmampuan anak bersaing dengan teman-temannya dalam belajar dapat menjadikan anak frustasi dan kurang percaya diri sehingga anak mencari pengganti yang sifatnya
negative, misalnya: membolos, lari dari rumah, berkelahi, mengacau dalam kelas, dsb. Akibat lain kelemahan inteligensi yaitu timbulnya gangguan tingkah laku seperti ketidakmampuan anak untuk memeperhitungkan sebab akibat dari suatu perbuatan, mudah dipengaruhi sehingga mudah pula terperosok ke dalam tingkah laku yang negatif.
Di samping anak berinteligensi rendah tidak berarti bahwa anak yang mempunyai inteligensi tinggi tidak bermasalah. Anak berinteligensi tinggi seringkali mempunyai masalah dalam penyesuaian diri dengan teman-temannya. Ketidaksamaan antara perkembangan inteligensi dengan kemampuan social
mengakibatkan anak mengalami kesulitan penyesuaian diri dengan kelompok anak yang lebih tua (tetapi setara dengan kemampuan mentalnya).
Anak yang pintar dengan hambatan ego emosional,
seringkali mempunyai anggapan yang negative
terhadap sekolah,
ia menganggap sekolah terlalu mudah dan guru menerangkan terlalu lambat.
blognya sudah bagus, banyak memberi informasi kepada pembaca tentang anak tuna laras, dan mungkin bisa ditambah dengan gambar
BalasHapus