Jika
penyebab gangguan emosi yang spesifik bisa dengan jelas dikenali, maka upaya pencegahan
akan dapat segera dilakukan. Namun menurut para ahli, lebih banyak kesalahannya
dibandingkan dengan ketepatannya di dalam memprediksikan faktor-faktor penyebab
gangguan emosi pada anak-anak. Usaha pencegahan terbatas pada usaha mengendalikan
elemen-elemen yang diperkirakan akan meningkatkan resiko pada anak-anak untuk menjadi
terganggu.
Sekarang
bisa diketahui bahwa ada beberapa faktor yang jelas menjadi bagian dari permasalahan
emosional, kemiskinan, kekurangan gizi, pengabaian, penyalah gunaan,orangtua
yang secara social menyimpang (social deviants), dan kegagalan di sekolah,
sebagai contoh, yang sangat memungkinkan anak untuk menjadi abnormal.
Mungkin
ada dua faktor penting yang lain yang lebih sulit dipisahkan dan kompleks dibanding
ini; tetapi hanya riset longitudinal dan
intensive pada sejumlah besar anak-anak yang akan dapat mengungkapkan faktor apa
sebenarnya yang menjadi penyebab gangguan emosi.
Ada
saat-saat tertentu yang menampakan gejala-gejala anak mulai mengalami gangguan perilaku,
seperti interaksi mereka dengan lingkungannya mulai menurun. Perilaku yang
sesuai cenderung menimbulkan respon yang negative dari teman sebayanya dan
orang dewasa. Lebih lanjut reaksi negative ini mendorong anak-anak untuk bertindak
dengan cara-cara yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, identifikasi seawall
mungkin anak-anak yang mengalami gangguan emosi dan intervensi diri adalah penting
dalam upaya mencegah berbagai kesulitan lebih lanjut.
dari segi penampilannya udah bagus banget mal .... aku suka
BalasHapussetelah membaca artikel ini aku jadi tau pencegahan gangguan emosi pada anak tunalaras ,,, bermanfaat nget,, maksih