Kelainan tingkah laku yang dialami anak tunalaras mempunyai dampak negative baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan sosialnya. Perasaan tidak berguna bagi orang lain, perasaan rendah diri, tidak percaya diri, perasaan bersalah, menyebabkan mereka merasakan adanya jarak dengan lingkungannya. Salah satu dampak serius yang mereka alami adalah tekanan batin berkepanjangan sehingga menimbulkan perasaan yang merusak diri mereka sendiri. Bila mereka kurang mendapat perhatian dan penanganan segera, maka mereka akan semakin terperosok dan jarak yang memisahkan mereka dari lingkungan sosialnya akan semakin bertambah lebar.
Mengenai tekanan batin yang
berkepanjangan ini menurut Schloss (Kirk &
Gallagher, 1986) disebabkan oleh hal-hal berikut:
a) Ketidakberdayaan
yang dipelajari (learned helpnessess)
Anak-anak telah mempergunakan semua perilaku penyesuaiannya untuk mencoba mengatasi keadaan yang sulit. Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi kesulitan tersebut menjadi tergeneralisasi sehingga ketika mereka mempunyai perilaku yang baik sekalipun, mereka tidak mau mempergunakannya. Mereka mengarahkan kegagalannya pada faktor yang tak terkendali, tidak dapat merespon dengan baik terhadap suatu peristiwa, cenderung putus asa, dan menunjukan rasa rendah diri.
b) Keterampilan sosial yang minim
(social skill deficiency)
Perkembangan pribadi yang tertekan akan menimbulkan kekurangterampilan dalam memperoleh penguatan
(reinforcement) perilaku social yang positif. Kondisi akan ini mengurangi terjadinya interaksi social yang
positif.
c) Konsekuensi paksaan (coervice
consequence)
Tekanan batin yang berlarut-larut tergantung pada konsekuensi paksaan. Jika anak yang cemas-menarik diri menerima reaksi yang positif dari lingkungannya (simpati,
dukungan, jaminan), mereka tetap gagal mengembangkan perilaku pribadi dan keterampilan social
yang mengarah kepada perilaku yang efektif.
Menghadapi keadaan di atas, kita hendaknya dapat mempengaruhi lingkungan mereka, mengajar dan menguatkan keterampilan social
antar pribadi
yang lebih efektif,
serta menghindarkan mereka dari ketergantungan dan penguatan ketidakberdayaan.
Bahwa perilaku menyimpang pada anaktunalaras merugikan lingkungannya kiranya sudah jelas, dan seringkali orang tua maupun guru merasa kehabisan akal menghadapi anak dengan gangguan perilaku seperti ini.
artikelnya sudah bagus.tata letaknya juga rapi.
BalasHapus