Pages

Sabtu, 09 November 2013

Sikap Orang Tua Terhadap Anak Tunalaras



          

 
           Hubungan orang tua dengan anak merupakan dasar penting dalam perkembangan seorang anak. Kesulitan menyesuaikan diri timbul karena kurangnya mal-adjustment keluarga. Salah satu sebab yang mempengaruhi mal-adjustment anak adalah perselisihan antara kedua orang tuanya. Oleh karena itu bila anak tetap tinggal di rumah, maka usaha-usaha yang perlu dilakukan adalah mengatasi masalah dalam keluarga. Bila tidak perbaikan perilaku anak tidak akan dicapai sepenuhnya.
            Orang tua yang mempunyai anak tunalaras perlu memahami betul anaknya dengan maksud agar orang tua dapat memperlakukan anaknya yang tunalaras lebih positif dan wajar. Di samping itu juga untuk mencegah perilaku bersalah yang berlebihan dan sikap melepaskan diri dari tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anaknya.
            Apabila kita memberikan perlakuan tertentu pada anak tunalaras, maka cara bertingkah laku dan sikap orang tua terhadap anaknya yang tunalaras adalah lebih penting. Eric Taylor (alih bahasa Tri Kantjono w. 1992) mengatakan masalah perilaku lebih ditentukan oleh kondisi psikologik lingkungan yang dialami oleh anak-anak yang bersangkutan. Beberapa hasil penelitian mengatakan bahwa jika kondisi psikologik lingkungan yang dihadapi oleh anak-anak yang pernah mengalami cidera otak itu tepat, maka kecenderungan mereka untuk berkembang menjadi tunalaras akan hilang. Masalah akan muncul bila mereka dibesarkan dalam lingkungan yang sangat buruk.
            Dari penjelasan di atas, jelas sikap orang tua (keluarga) sangat memegang peranan penting dalam menangani anak tunalaras.
            Ada 8 faktor yang penting yang perlu diperhatikan dalam bersikap dan menghadapi anaknya yang tunalaras, yaitu:
1.      Menerima
2.      Realistis
3.      Memahami
4.      Mengidentifikasi segi-segi positif
5.      Memotivasi
6.      Menyalurkan energi yang berlebih
7.      Berfikir sesuai dengan perkembangan
8.      Membantu membuat program aktivitas untuk anaknya

Sumber : Dra. Tin Suharmini, M.Si; Penanganan Anak Hiperaktif; 2005

2 komentar: