
Hubungan orang tua dengan anak merupakan dasar penting dalam perkembangan seorang anak. Kesulitan menyesuaikan diri timbul karena kurangnya mal-adjustment keluarga. Salah satu sebab yang mempengaruhi mal-adjustment anak adalah perselisihan antara kedua orang tuanya. Oleh karena itu bila anak tetap tinggal di rumah, maka usaha-usaha yang perlu dilakukan adalah mengatasi masalah dalam keluarga. Bila tidak perbaikan perilaku anak tidak akan dicapai sepenuhnya.
Orang tua yang mempunyai anak tunalaras
perlu memahami betul anaknya dengan maksud agar orang tua dapat memperlakukan anaknya
yang tunalaras lebih positif dan wajar. Di samping itu juga untuk mencegah perilaku
bersalah yang berlebihan dan sikap melepaskan diri dari tanggung jawab sebagai
orang tua terhadap anaknya.
Apabila kita memberikan perlakuan tertentu
pada anak tunalaras, maka cara bertingkah laku dan sikap orang tua terhadap anaknya
yang tunalaras adalah lebih penting. Eric Taylor (alih bahasa Tri Kantjono w.
1992) mengatakan masalah perilaku lebih ditentukan oleh kondisi psikologik lingkungan
yang dialami oleh anak-anak yang bersangkutan. Beberapa hasil penelitian mengatakan
bahwa jika kondisi psikologik lingkungan yang dihadapi oleh anak-anak yang
pernah mengalami cidera otak itu tepat, maka kecenderungan mereka untuk berkembang
menjadi tunalaras akan hilang. Masalah akan muncul bila mereka dibesarkan dalam
lingkungan yang sangat buruk.
Dari penjelasan di atas, jelas sikap
orang tua (keluarga) sangat memegang peranan penting dalam menangani anak tunalaras.
Ada 8 faktor yang penting yang perlu
diperhatikan dalam bersikap dan menghadapi anaknya yang tunalaras, yaitu:
1. Menerima
2. Realistis
3. Memahami
4. Mengidentifikasi
segi-segi positif
5. Memotivasi
6. Menyalurkan
energi yang berlebih
7. Berfikir
sesuai dengan perkembangan
8. Membantu
membuat program aktivitas untuk anaknya
Sumber : Dra. Tin
Suharmini, M.Si; Penanganan Anak Hiperaktif; 2005
artikelnya bagus... tingkatkan.. :)
BalasHapusthanks :)
BalasHapussemoga bermanfaat..