Ada beberapa faktor penyebab
tunalaras. Daniel P. Hallahan, dkk (2009: 270), menuliskan “the causes of
emotional or behavioral disorders have been attributed to four major factors:
biological disorders and diseases; pathological family relationship;
undesirable experiences at school; and negative cultural influences.” Dari
keterangan Daniel P. Hallahan, dkk tersebut terdapat empat faktor utama yang
menjadi penyebab ketunalarasan yaitu faktor biologis, patologis hubungan
keluarga, pengalaman tidak menyenangkan di sekolah, dan pengaruh lingkungan ata
budaya yang negatif atau buruk.
Faktor Biologi
Perilaku dan emosi seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam diri sendiri. Faktor tersebut yaitu
“keturunan (genetik), neurologis, faktor biokimia atau kombinasi dari
faktor-faktor tersebut” (Triyanto Pristiwaluyo, 2005). Faktor biologi dapat
terjadi ketika anak mengalami keadaan kurang gizi, mengidap penyakit, psikotik,
dan trauma atau disfungsi pada otak
Faktor Keluarga
Faktor dari keluarga yang dimaksud
adalah adanya patologis hubungan dalam keluarga. Menurut Triyanto Pristiwaluyo
(2005), “tanpa disadari hubungan dalam keluarga yang sifatnya interaksional dan
transaksional sering menjadi penyebab utama permasalahan emosi dan perilaku
pada anak.” Pengaruh dari peraturan, disiplin, dan kepribadian yang dicontohkan
atau ditanamkan dari orangtua sangat memengaruhi perkembangan emosi dan
perilaku anak.
Faktor Sekolah
Ada beberapa anak mengalami
gangguan emosi dan perilaku ketika mereka mulai bersekolah. Pengalaman di
sekolah mempunyai kesan dan arti penting bagi anak-anak. Glidewell, dkk (1966)
dan Thomas, dkk (1968) dalam Triyanto Pristiwaluyo (2005), mengungkapkan bahwa
“kompetensi sosial ketika anak-anak saling berinteraksi dengan perilaku dari
guru dan teman sekelas sangat memberi kontribusi terhadap permasalahan emosi
dan perilaku.” Ketika seorang anak mendapat respon negatif dari guru dan teman
sekelasnya saat mengalami kesulitan dan kurang keterampilan di sekolah tanpa
disadari anak terjerat dalam interaksi negatif. Anak akan berada dalam keadaan
jengkel dan tertekan yang diakibatkan dari tanggapan yang diterimanya baik dari
guru maupun teman sekelasnya.
Faktor Budaya
Daniel P. Hallahan, dkk (2009),
menuliskan “values and behavioral standards are communicated to children
through a variety of cultural condition, demands, prohibition, and models.”
Yang dimaksudkan adalah standar nilai-nilai perilaku anak didapat melalui
tuntutan-tuntutan maupun larangan-larangan, dan model yan disajikan oleh
kondisi budaya. Beberapa budaya dapat memengaruhi perkembangan emosi dan
perilaku anak misalnya saja contoh tindak kekerasan yang diekspose media
(telivisi, film, maupun internet), penyalahgunaan narkoba yang seharusnya
sebagai obat medis dan penenang, gaya hidup yang menjurus pada disorientasi
seksualitas, tuntutan-tuntutan dalam agama, dan korban kecelakaan nuklir maupun
perang.
Referensi: http://www.psychologymania.com/2013/05/faktor-penyebab-tunalaras.html
faktor penyebab yang paling dominan ap mal?
BalasHapusfaktor penyebab yang paling dominan adalah faktor keluarga, karena keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk perilaku anak,
BalasHapusfaktor penyebab yang paling dominan adalah faktor keluarga, karena keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk perilaku anak,
BalasHapus